Minggu, 21 Maret 2010

Istilah-istilah dalam ekonomi mikro

AD : Permintaan Agregat
AS : Penawaran Agregat
AE : Pengeluaran Agregat
ATC : Biaya total rata-rata
AVC : Biaya variable rata-rata
C : konsumsi
CPI : harga indeks konsumen
D : permintaan
E : Ekuilibrium
Fed : Federal Reserve Board
G : Pengeluaran Pemerintah
GDP : Produk Domestik Bruto
GDP : Produk Nasional Bruto
I : Pengeluaran Investasi
i : Tingkat Bunga
LR : Jangka Panjang
LRAS : Penawaran Agregat Jangka Panjang
M : Impor
M1,M2,M3, dst. : Penawaran Uang
MC : Biaya Marginal
MEC : Efisiensi Modal Marginal
MP : Produk Marginal
MR : Pendapatan Marginal
MRP : Produk Pendapatan Marginal
OPEC : Organization of Petroleum Exporting Countries
p : Harga
P : Tingkat harga
q : Kuantitas
r : Tingkat bunga
S : Penawaran
SR : Jangka pendek
SRAS : Penawaran agregat jangka pendek
T : Pajak penghasilan
TC : Biaya total
TR : Pendapatan total
X : Ekspor
X-M : Ekspor bersih
Y : Pendapatan nasional
Y* : Pendapatan potensial penuh (tenaga kerja penuh)
Yd : Pendapatan bersih
 (sigma) : Jumlah
π (pi) : Laba
η (eta) : Elastisitas
∆ (delta) Perubahan
Harga Absolut : banyaknya uang yang harus dibelanjakan untuk memperoleh 1 unit komoditi.
Keunggulan Absolut : keunggulan yang dimiliki suatu Negara terhadap Negara lain dalam memproduksi suatu komoditi.
Harga Mati : harga yang secara sengaja ditentukan oleh penjual, dan bukan oleh kekuatan pasar.
Agents : pengambil keputusan, termaksud rumah tangga, perusahaan dan badan pemerintah.
Permintaan Agregat : total pembelian yang diinginkan oleh semua pembeli terhadapa output perekonomian.
Gejolak Permintaan Agregat : suatu pergeseran dalam kurva permintaan agregat.
Pengeluaran Agregat : pengeluaran total terhadap output akhir perekonomian,
AE = C + I + G + ( X – M )
Kurva Permintaan Agregat, Kurva AD : menghubungkan jumlah total output yang akan diminta dengan tingkat harga output itu.
Kurva penawaran agregat, kurva AS : menghubungkan jumlah total output yang akan diproduksi dengan tingkat harga output itu.
Gejolak penawaran agregat : suatu pergeseran dalam kurva penawaran agregat
Gejolak permintaan agregat : suatu pergeseran dalam kurva permintaan agregat
Anuitas : sejumlah uang tertentu yang dibayarkan menurut interval tertentu, selama periode yang di tentukan.
Hukum antitrust : hokum yang dirancang untuk melarang perolehan dan penerapan monopoli oleh perusahaan bisnis
Apresiasi : kenaikan nilai mata uang domestic di pasar bebas, dinyatakan dalam mata uang asing
Elastisitas busur : ukuran tentang drajat respon rata-rata kuantitas terhadap harga pada suatu interval kurva permintaan
AFC : biaya tetap rata-rata
AP : produk rata-rata
AC : biaya rata-rata
AR : pendapatan rata-rata
Alokasi sumber daya : pendistribusian faktor-faktor produksi yang tersedia untuk berbagai jenis pengunaan yang mungkin.
Anggaran berimbang : situasi yang terjadi apablia pendapatan yang sekarang persis sama dengan pengeluaran yang sekarang
Pengganda anggaran berimbang : perubahan pendapatan dibagi dengan perubahan pembiayaan pengeluaran pemerintah yang dibiayai pajak.
Kebijakn pertumbuhan berimbang : kebijakan yang dirangsang untuk menghasilkan pertumbuhan yang simultan di semua sektor ekonomi.
Perkiraan neraca pembayaran : ringkasan catatan transaksi suatu Negara yang menyangkut pembayaran, atau penerimaan dengan valuta asing.
Defisit neraca pembayaran : situasi dimana penerimaan pada transaksi berjalan dan neraca modal lebih kecil daripada pembayaran
Surplus neraca pembayaran : situasi dimana penerimaan pada transaksi berjalan dan neraca modal melebihi pembayaran
Neraca perdagangan : selisih antara nilai eksport dengan nilai impor barang-barang
Neraca : laporan keuangan yang menunjukan kekayaan perusahaan dan kewajiban terhadap kekayaan itu pada saat tertentu
Surat utang bank : kertas berharga yang diterbitkan bank-bank komersial
Barter : system dimana barang dan jasa diperjualbelikan langsung dengan barang dan jasa lainnya
Black market : situasi yang terjadi bila barang dijual secara tidak resmi
Obligasi : bukti utang dalam jumlah dan jadwal pembayaran bunga tertentu
Boikot : penolakan secara bersama-sama untuk membeli dan menjual suatu komoditi tertentu
Harga impas : harga dimana perusahaan benar-benar mampu menutup semua biayanya
Tingkat impas pendapatan : situasi ketika total pengeluaran konsumsi sama denga total pendapatan disposebel
Sisa anggaran : silisih antara total pendapatan dengan total pengeluaran pemerintah
Defisit anggaran : pendapat berada di bawah pengeluaran
Surplus anggaran : pendapatan berada di atas pengeluaran
Siklus ekonomi : pola jangka panjang fluktuasi tingkat kegiatan ekonomi yang teratur
Kapasitas : tingkat output yang berkaitan dengan total biaya rata-rata jangka pendek yang minimum
Modal : factor produksi yang terdiri dari semua perlengkapan pabrik untuk proses produksi selanjutnya
Neraca modal : bagian dari perkiraan neraca pembayaran yang mencatat pembayaran / penerimaan yang timbul dari impor dan ekspor modal keuangan jangka panjang dan jangka pendek
Peningkatan modal : penambahan modal pada proses produksi sehingga meningkatkan ratio modal terhadap tenga kerja
Kapitalis : seseorang yang memiliki barang-barang modal
Sistem ekonomi kapitalis : system ekonomi dimana kepemilikan modal terutama dikuasai oleh swasta dan bukan oleh pemerintah
Nilai kapitalisasi : nilai harta yang diukur berdasarkan nilai sekarang atas arus pendapatan yang diharapkan akan diperoleh
Rasio modal tenga kerja : suatu ukuran besarnya modal per-pekerja dalam suatu perekonomian
Rasio modal output : rasio antara modal terhadap nilai output tahunan yang diproduksi oleh modal itu
Persediaan modal : kuantitas agregat dari barang modal suatu Negara
Perluasan modal : penambahan modal pada proses produksi supaya proporsi faktor-faktor produksinya tidak berubah
Kartel : organisasi para produsen yang sepakat untuk menjadi satu penjual tunggal
Bank sentral : bank yang bertindak sebagai banker bagi system perbankan komersial dan seringkali juga bagi pemerintah
Sertifikat deposito : deposito berjangka yang dapat di negosiasikan dan mempunyai suku bunga yang lebih tinggi dari pada deposito berjangka biasa
Ceteris paribus : biasanya digunakan dalam dunia ekonomi untuk menunjukan bahwa semua variable kecuali satu variable yang disebutkan, diasumsikan tidak berubah
Perubahan permintaan : kenaikan atau penurunan kualitas yang diminta pada tiap harga yang mungkin dari suatu komoditi
Perubahan dalam jumlah yang diminta : kenaikan atau penurunan dalam jumlah tertentu yang dibeli pada harga tertentu
Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan : kenaikan atau penurunan barang dalam jumlah tertentu yang ditawarkan pada harga tertentu
Perubahan dalam penawaran : keniakan atau penurunan kuantitas yang ditawarkan pada tiap harga yang mungkin dari suatu komoditi
Angkatan kerja sipil : jumlah total orang yang bekerja, termaksud mereka yang bekerja sebagai militer, ditambah dengan jumlah yang menganggur
Pasar imbang : situasi pasar dimana para pembeli mampu membeli semua yang mereka inginkan dan penjual telah mampu menjual semua yang mereka inginkan pada harga yang berlaku
Rumah kliring : lembaga dimana utang-utang antar bank yang timbul dari transfer cek-cek antara bank-bank dihitung
Ekonomi tertutup : ekonomi yang tidak memiliki perdagangan luar negri
Perkumpulan tertutup : serikat pekerja yang memiliki hak tawar menawar secara ekslusif bagi semua anggotanya, dan hanya anggota serikat kerja saja yang dapat dipekerjakan
Tawar-menawar kolektif : proses yang terjadi antara serikat pekerja dan pengusaha sampai pada suatu persetujuan dan melaksanakan persetujuan itu
Kolusi : suatu kesapakatan antara para penjual untuk bertindak seperti penjual tunggal
Ekonomi komando : system ekonomi dimana putusan pemerintah mempunyai pengaruh kuat terhadap alokasi sumber daya
Bank komersial : lembaga yang dimiliki swasta, berorientasi mencari laba, melakukan pemindahan dana jika di instruksikan dengan cek memberikan pinjaman dan melakukan investasi lainnya
Kebijakn perdagangan : berbagai pembatasan atas arus bebas barang dan jasa antar Negara
Komoditi : sesuatu yang dapat dipasarkan yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
Pasar bersama : serikat pabean dengan ketetapan tambahan bahwa factor produksi dapat bergerak bebas diantara para anggota
Sumber kekayaan bersama : sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh siapa pun dan dapat digunakan oleh siapa saja
Saham biasa : bentuk penyertaan modal yang mengandung hak suara, kekayaan bersih dan laba perusahaan
Keunggulan komparatif : kemampuan suatu negara untuk memproduksi komoditi tertentu dengan biaya oportunitas produk-produk lain yang lebih rendah dari pada Negara lain
Statistika komparatif : turunan dari prediksi dengan menganalisis pengaruh suatu perubahan pada beberapa varaiabel eksogen terhadap posisi keseimbangannya
Devaluasi Bersaing : serangkaian evaluasi terhadap nilai tukar oleh sejumlah Negara
Komplemen : dua komoditi yang digunakan secara bersama sama satu sama lain
Rasio konsentrasi : sebagian dari total penjualan pasar yang dikendalikan oleh sebagian perusahaan industri besar
Industri biaya konstan : suatu industry dimana biaya-biaya dari perusahaan yang paling efisien akan tetap konstan meski sedang mengalami kontraksi dalam jangka panjang
Konsumerisme : suatu gerakan yang menonjolkan konflik antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan umum
Indeks harga konsumen (IHK) : suatu ukuran harga rat-rata berbagai komoditi yang biasanya dibeli rumah tangga
Surplus konsumsi : selisih antara nilai total yang ditempatkan konsumen pada semua unit komoditi tertentu yang dikonsumsi
Konsumsi : tindakan menggunakan komoditi baik barang maupun jasa
Fungsi konsumsi : hubungan antara jumlah pengeluaran konsumsi yang diinginkan dengan semua faktor yang menentukannya
Pasar yang mampu bersaing : pasar mampu bersaing sepenuhnya jika tidak ada biaya tertanam untuk masuk atau keluar
Perseroan terbatas : bentuk organisasi bisnis dimana perusahaan merupakan badan hukum tersendiri yang terpisah dari para pemilik dan kepemilikannya
Biaya : bagi perusahaan yang memproduksi, nilai input yang digunakn untuk menghasilkan output
Analisis keefektifan biaya : analisis biaya program dengan tujuan menemukan cara berbiaya termurah untuk mencapai hasil tertentu
Minimasi biaya : implikasi dari maksimasi laba bahwa perusahaan akan memilih metode untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya terendah
Serikat ahli : serikat yang diorganisasikan untuk mengabungkan para pekerja yang punya keterampilan dan pekerjaan tertentu
Penjahatan kredit : penjahatan dana yang tersedian diantara para peminjam dalam situasi kelebihan permintaan pinjaman pada suku bunga yang berlaku
Data antar bagian : beberapa pengukuran dan pengamatan yang berbeda, yang dibuat pada waktu yang bersamaan
Pengaruh pendesakan : penurunan pengeluaran perorangan yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang mengikuti kebijakan fiscal
Transaksi berjalan : bagian dari perkiraan neraca pembayaran yang mencatat pembayaran dan penerimaan yang ditimbulkan dari perdagangan barang dan jasa
GDP nilai sekarang : yang dinilai berdasrkan harga-harga yang berlaku pada saat pengukuran
Serikat pabean : sekelompok Negara yang bersepakat untuk mengadakan perdagangan bebas di antara mereka sendiri
Pengangguran bersifat siklus : karena kelebihan pengangguran friksional dan struktural
Hutang : jumlah yang dipinjam oleh seorang kreditor , termaksud bank dan lembaga keuangan lainnya
Tenggang keputusan : periode waktu antara timbulnya masalah dengan tercapainya keputusan mengenai apa yang harus dilakukan
Deflasi : pengurangan tingkat harga umum
Permintaan : hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu
Kurva permintaan : grafik yang menggambarkan hubungan antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tersebut
Rekening giro : simpanan dibank yang dapat ditarik sesuai permintaan dan dapat dipindah bukukan denga cek
Permintaan terhadap uang : jumlah total uang beredar yang ingin dipegang masyarakat untuk berbagai keperluan
Inflasi permintaan : kenaikan inflasi yang disebabkan karena adanya kelebihan permintaan agregat
Schedule permintaan : table yang menunjukan hubungan antara kuantitas komoditi yang akan dibeli konsumen selama periode tertentu
Uang giral : uang milik masyarakat yang disimpan dalam bentuk giro pada bank-bank komersial
155 Depresiasi : turunnya nilai mata uang domestic di pasar bebas, terhadap nilai mata uang asing
Depresi : periode dimana kegiatan ekonomi sangat rendah dengan tingkat pengangguran tinggi
Permintaan turunan : permintaan terhadap factor produksi tertentu
Negara maju : Negara-negara berpendapatan tinggi didunia
Negara berkembang : Negara-negara yang berpendapatan rendah dibawah Negara maju
Produk unik : produk yang cukup berbeda terhadap yang lainnya dalam satu industry
Beban langsung : jumlah uang untuk pajak yang dikumpulkan dari para pembayar pajak
Investasi langsung : dimana penanam modalnya memiliki control langsung melalui hak suaranya
Tingkat diskonto : tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus pembayaran di masa yang akan datang untuk memperoleh nilai sekarang
Tenaga kerja pesimis : orang yang ingin bekerja, tetapi berhenti mencari pekerjaan karena tidak ada lowongan pekerjaan
Kebijakan fiscal bebas : kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatasi setiap keadaan ekonomi yang khusus apabila terjadi
Disekuilibrium : apabila terdapat kelebihan permintaan ataupun kelebihan penawaran
Laba yang dibagikan : laba yang dibayarkan pada pemilik perusahaan
Dividen : bagian dari laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham perusahaan
Duopoli : industry yang terdiri dari 2 perusahaan
Efisiensi ekonomis : metode memproduksi setiap output dengan biaya paling murah
Pertumbuhan ekonomi : kenaikan riel, atau harga kkonstan, GNP potensial
Skala ekonomis : penurunan biaya per unit output yang dihasilkan dari ekspansi output
Ekonomi : serangkaian kegian produksi dan konsumsi yang saling berkaiatan
Permintaan elastis : situasi dimana presentase perubahan harga tertentu mengakibatkan presentase perubahan yang lebih besar dalam kuantitas yang sama
Elastisitas permintaan : ukuran besarnya respon dari kuantitas komoditi yang diminta terhadap perubahan harga pasar
Elastisitas penawaran : ukuran besarnya respon dari kuantitas komoditi yang ditawarkan terhadap perubahan harga pasar
Kondisi ekuilibrium : kondisi yang harus dipenuhi jika pasar atau sector ekonomi berada pada keadaan ekuilibrium
Modal ekuitas : dana yang disediakan oleh para pemilik perusahaan yang pengembaliannya pada laba perusahaan
Nilai tukar : harga mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam mata uang lain dapat dibeli atau dijual
Pajak cukai : pajak atas penjualan komoditi tertentu
Eksternalitas : berbagai pengaruh baik atau buruk, terhadap pihak-pihak yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi
Pasar faktor produksi : pasar tempat penjualan jasa berbagai factor produksi
Mobilitas faktor produksi : suatu keadaan apabila factor-faktor produksi dapat dipertukarkan penggunaannya
Jasa factor produksi : digunakan untuk menghasilkan output
Factor-faktor produksi : sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
Uang fiat : uang kertas atau pun uang logam yang tidak didukung dan tidak dapat dipertukarkan menjadi yang lainnya, tetapi masih sebagai mata uang yang sah
Barang jadi : barang-barang yang tidak digunakan sebagai input oleh perusahaan lain, tetapi di produksi untuk di konsumsi
Perusahaan : suatu unit yang menggunakan factor-faktor produksi dan menghasilkan barang dan jasa untuk dijual kepada yang lain
Kebijakan fiscal : penggunaan kegiatan menaikan pendapatan dan kegiatan pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam usahanya mempengaruhi variable makro seperti GNP dan lapangan kerja
Biaya tetap : biaya yang tidak berubah mengikuti biaya output
Investasi tetap : investasi dalam bentuk pabrik dan peralatannya
Valuta asing : mata uang atau berbagai klaim terhadapnya
Barang bebas : komoditi dengan kualitas yang ditawarkan melampaui kuantitas yang diminta pada harga nol (0)
Pengangguran friksional : disebabkan bahwa kenyataan untuk berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya memerlukan waktu
Pasar barang : pasar dimana output barang dan jasa dijual
Pembelian pemerintah : termaksud semua pengeluaran pemerintah dalam membeli barang dan jasa yang sedang diproduksi
Produk homogen : setiap unit produk yang tampak serupa dengan unit lainnya
Kuota impor : batas yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai kuantitas komoditi asing yang masuk ke negeri itu selama periode tertentu
Efek pendapatan : pengaruh pada kuantitas yang diminta karena perubahan pendapatan riel
Kebijakan pendapatan : setiap campur tangan langsung oleh pemerintah untuk mempengaruhi pembentukan upah dan tenaga kerja
Kurva indeferen : kurva yang menggambarkan semua kombinasi dari 2 komoditi yang memberikan sejumlah keputusan yang sama
Peta indeferen : satu set kurva indeferen yang didasarkan pada sekumpulan preferensi rumah tangga tertentu
Industri : sekelompok perushaan yang memproduksi barang yang sejenis
Permintaan inelastis : situasi dimana presentase perubahan harga tertentu hanya mengakibatkan presentase yang lebih kecil dari perubahan kuantitas yang diminta
Barang inferior : barang yang mempunyai elastisitas terhadap pendapatan negative
Inflasi : kenaikan rata-rata semua tingkat harga
Infrastruktur : berbagai instalasi dan kemudahan dasar yang sangat diperlukan masyarakat dalam melakukan perdagangan
Injeksi : pendapatan yang dihasilkan perusahaan domestic yang tidak timbul dari pengeluaran rumat tangga domestic
Inovasi : pengenalan suatu penemuan kedalam metode produksi
Input : bahan baku dan berbagai jasa factor produksi yang digunakna dalam proses produksi
Bunga : pembayaran atas penggunaan uang pinjaman
Suku bunga : harga yang harus dibayar dari setia dolar yang dipinjam per tahun
Barang perantara : semua output yang digunakna sebagai input oleh produsen lain untuk tahap produksi
Internalisasi : suatu proses yang mengakibatkan produsen mempertimbangkan pengaruh eksternal sebelumnya
Temuan : penemuan sesuatu yang baru, seperti produk baru
216 Persediaan : persediaan yang dipertahankan perusahaan untuk meredakan pengaruh fluktuasi jangka pendek dalam produksi
Tenaga kerja : factor produksi yang tediri dari semua kontribusi fisik dan mental yang disediakan orang
Kurva laffer : grafik yang menghubungkan pendapatan yang dihasilkan dengan tariff pajak marginal
Hukum permintaan : bahwa harga pasar dan kuantitas yang diminta dipasar berhubungan terbalik satu sama lain
Alat pembayaran sah : benda yang menurut hokum harus diterima sebagai alat untuk membeli barang dan jasa
Harga batas : harga minimum yang dapat diterapkan oleh perusahaan baru yang memasuki pasar tanpa menderita rugi
Likuiditas : tingkat kemudahan dan kepastian suatu harta untuk dicairkan menjadi alat tukar dalam system ekonomi
Titik balik terendah : titik dasar siklus bisnis
Utilitas marginal : tambahan keputusan yang diperoleh seorang pembeli dari mengkonsumsi tambahan 1 unit barang
Pasar : tempat berlangsungnya negosiasi pertukaran komoditi
Ekonomi pasar : suatu masyarakat yang melakukan spesialisasi dalam aktivitas produksi
Kegagalan pasar : kegagalan system pasar bebas untuk mencapai efisiensi alokatif yang optimal
Sector pasar : bagian dari suatu perekonomian dimana komoditi dibeli dan dijual
Markup : jumlah yang ditambahkan pada biaya untuk menentukan harga
Uang : setiap benda yang pada umunya sebagai alat pembayaran / pertukaran
Jumlah uang beredar : total kuantitas uang dalam perekonomian pada waktu tertentu
Monopoli : situsi pasar yang output industrinya dikontrol oleh penjual tunggal
Monopsoni : situasi pasar yang didalamnya hanya terdapat pembeli tunggal
Hutang nasional : volume hutang pemerintah pusat yang sedang berjalan
Pendapatan nasional : nilai total output dan nilai pendapatan yang timbul oleh produksi output tersebut
Barang normal : barang-barang yang mempunyai elastisitas pendapatan positif
Oligopoli : struktur pasar yang industrinya didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan yang saling bersaing
Petrodolar : uang yang dihasilkan oleh Negara-negara pengekspor minyak
Batas harga tertinggi : harga maksimum yang diijinkan
Batas harga terendah : harga minimum yang diperbolehkan

Senin, 15 Maret 2010

ada cinta dikampus

Hari ini gw sengaja pergi kuliah agak in time dikit soalnya gw punya hasrat yang musti dilampiaskan (bukan Boker man!), yaitu gw pengen banget ngeliat seseorang dikelas baru gw yang membuat hati gw kepincut dibuatnya. Langsung aja gue ambil posisi yang pas biar cewek tu gak merasa diintai sama gw (sniper kaleee….!). Setelah sekian lama ditemanin lalat-lalat yang menari-nari disekitar gw (soalnya gak sempet mandi and gosok gigi) akhirnya tuh cewek nongol juga, semangat gw yang hampir down akhirnya up lagi.

Dari hari2 sebelumnya gw pandangi wajah itu, wajah yang dimiliki seseorang yang membuat gw mabuk cinta dibuatnya. Mungkin dia tidak menyadari bahwa seseorang yang cool ( hahahaha ) seperti gw ini dari tadi meratiin setiap gerak-geriknya dari jauh seperti penembak jitu yang sedang mengintai musuh. Senyumnya manis banget kayak gula, kalo aja dia jadi pacar gw, gw bakalan gampang buat teh manis upss! maksudnya bakalan nempel terus (kayak perangko) deket tu cewek. Karena asyiknya ngelamunin tu cewek, gw gak sadar sesosok makhluk aneh yang gak tau dari mana datangnya muncul dari belakang gw and langsung nyerocos,”Heh dari tadi gw udah nyariin lu kagak ketemu eh gak taunya lu disini”,kata temen gw dogoln bebey.”Eh gw kira penampakan dari dunia lain rupanya lu !”,gw jawab agak sedikit kaget banyak terkejut.dogol n beby itu temen kuliah gw yang bisa dibilang temen baik gw. “lu ngapain sih disini “ tanya dogol n bebey. “gak ada cuma meratiin orang lewat aja”, kata gw pura-pura.”ah lu jangan boong ,lu lagi ngeliatin cewek kan !” tebak dogoln bebey. “ah gak kok”jawab gw mengelak ,dalam hati gw kaget busyet kok tau ni orang mungkin keturunan paranormal kali.

“Ke kelas yuk, udah jam segini. ” kata gw menghindar. “yuuuk…!” kata dogol n bebey. Maklum soalnya dosen kami hari ini killer banget man, udah ngasih nilai pelit banget trus kalo terlambat bakalan berabe urusannya. Di kelas waktu dosen lagi nerangin mata kuliah gw gak konsen, semua gak masuk ke otak lantaran gue tebayang-bayang sama tu cewek, senyumnya, matanya, tawanya, padahal tuh cewek satu kelas sama gw………ampuuuuun DJ. Sampe dosen selesai nerangin gw baru sadar dari lamunan itupun karena temen gw disuruh dosen ngerjain soal didepan kelas, gw langsung bingung,“gol lagi ngapain ni ?”, tanya gw, “ ya elahhh!, lu dari tadi ngapain aja sih, kita lagi disuruh ama dosen ngerjain tugas yang ada didepan kelas” kata dogol. Gawat ni pikir gue meratiin aja gw kagak ngerti apalagi gak sama sekale, duh Tuhan tolong gw kali ini please! omongan gw dalam hati. Menghindar biar wajah gw gak keliatan pun percuma soalnya gw agak mencolok dikelas, maklum la man orang keren so pasti jadi pusat perhatian. “kamu ke depan “ kata tu dosen. Gue bingung campur gemetar plus keringat dingin pokoknya komplit la man (kayak jamu komplit sido muncul), but untungnya temen-temen deket gw nolongin gw dari belakang pake kode rahasia ala pramuka and then gw selamet juga. Akhirnya jam mata kuliah habis dan dosen tuh ngasih tugas yang ribet banget, mending caranya ada di buku eh ini gak ada sama sekale duh…………pusiiiiing!(kata mbak peggy). terpaksa deh gw musti ngerjain tuh tugas dari dosen. Mau ga mau harus nanya2 gw biar kelar itupun karena gw terpaksa banget soalnya gw kaga nagrti klo ga nanya2. Abis kalo pulang kuliah, kerjaan gw tu cuman nongkrong sambil godain cewek-cewek yang lewat lumayan la man nambah koleksi. (kidding).

Minggu, 14 Maret 2010

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP INDONESIA

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP INDONESIA
Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi komunikasi, transportasi, produksi, dan informasi.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Globalisasi terjadi akibat:
Globalisasi merupakan modernisasi globalisasi juga membuat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong masyarakat untuk berpikir lebih maju.dengan adanya globalisasi.
Globalisasi juga memiliki dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif:
Dampak positif dari globalisasi diantaanya:
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Dampak negatif dari globalisasi diantaranya:
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri di Indonesia.
3. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Ada juga dampak dari globalisasi terhadap nilai budaya yang mempengaruhi masyarakat dan semakin bertambah berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme
• Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
• Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
• Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

• Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.


• Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
• Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

Kebudayaa Tari Jaipong Kesenian Tradisional Jawa Barat

Tari Jaipong Kesenian Tradisional Jawa Barat

Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan. Sebagai tarian pergaulan, tari Jaipong berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya), bahkan populer sampai di luar Jawa Barat.

MENYEBUT Jaipongan sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi Sunda yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan dalam pola gerak yang lincah, diiringi oleh pukulan kendang. Terutama pada penari perempuan, seluruhnya itu selalu dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat.

Sejarah
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.

Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan.

Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).

Perkembangan Tari Jaipong
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.

Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).

Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan dan tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata dan Asep.

Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.